Diare
Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah pneumonia. Diperkirakan 4 milyar kasus daire terjadi setiap tahun pada anak balita diseluruh dunia. Setiap tahun 1,5 juta anak balita meninggal karena daire.
Diare membawa kematian lebih cepat pada anak dibanding orang dewasa karena terjadinya dehidra dan malnutrisi.
Diare disebabkan oleh bakteri yang tertelan, utamanya dari kotoran manusia (tinja). Ini terjadi karena pembuangan tinja yang tidak aman, kebersihan yang kurang dan kurangnya persediaan air minum yang bersih untuk anak-anak yang sudah tidak diberi ASI.
Anak-anak yang diberi ASI ekslusif pada enam bnulan pertama dan mendapat imunisasi pada waktunya lebih jarang yang terkena diare.
Anak-anak yang terserang diare harus diberi banyak cairan dan makanan selain larutan khusus yang disebut Oral Rehydration Solution (ORS) dan zinc untuk mengurangi kegawatan penyakit.
Keluarga dan masyarakat dengan dukungan pemerintah dan swasta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dengan memberi informasi tentang:
- Penyebab diare
- Pentingnya memberi perawatan saat mulai diare
- Pentingnya melakukan tindakan pencegahan terhadap kondisi penyebab diare
Jika setiap orang bekerjasama dalam pencegahan diare maka hak hidup anak, kelangsungan hidupnya serta kesehatan dan perkembangannya akan lebih baik.
Batuk, Pilek dan penyakit yang lebih serius
Batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan ingusan sering menyerang anak-anak dan dianggap tidak berbahaya. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus, batuk dan pilek merupakan suatu benda penyakit yang lebih berbahaya seperti pneumonia dan tuberkulosis.
Pneumonia merupakan bagian dari infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) menjadi penyebab kematian dan 4 juta anak balita selama 2000-2003, kematian balita karena ISPA 19% dan kematian bayi karena pneumonia 26% (World Health Research, Bryce at all, 2005). Di Indonesia, dari hasil SKRT 2001 proporsi kematian bayi karena ISPA 27,6% sedangkan proporsi kematian bayi karena pneumonia 22,8% Hasil riskesdas 2007 proporsi kematian balita karena pneumonia 18,2%.
Semua anak perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas. Bila itu terpenuhi, infeksi saluran pernafasan dan penyakit lainnya terdiagnosis lebih akurat dan dapat diobati sebelum terlambat
Imunisasi
Setiap tahun lebih 1,4 juta anak meninggal karena berbagai penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit tersebut termasuk hepatitis B, tuberkulosis, meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe B (Hib) diptheria, tetanus, polio dan campak.
Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya ini, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian. Semua anak punya hak untuk mendapatkan perlindungan ini.
Meskipun telah diperoleh kemajuan dalam pemberian imunisasi kepada anak, ternyata pada tahun 2008 terdapat hampir 24 juta naak – hampir 20% dari bayi lahir setiap tahunnya – diseluruh dunia yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap
Anak yang menderita penyakit kronik seperti HIV lebih mudah terkena kurang gizi. Tubuh mereka sulit menyerap vitamin, zat besi dan berbagai zat gizi lainnya. Anak yang menderita cacat mungkin memerlukan perhatian khusus untuk mendapatkan gizi yang mereka butuhkan.
Umur 0-7 Hari diberikan vaksin Hepatitis B
Umur 1 Bulan diberikan vaksin BCG, Polio-1
Umur 2 bulan diberikan vaksin DPT/HB-1, Polio-2
Umur 3 bulan diberikan vaksin DPT/HB-2, Polio-3
Umur 4 bulan diberikan vaksin DPT/HB-3, Polio-4
Umur 9 bulan diberikan vaksin Campak
Orang tua dan petugas kesehatan harus mengikuti jadwal imunisasi yang diwajibkan. Jika anak tidak mendapatkan paket imunisasi lengkap sebelum usia satu tahun, makan sangat penting bagi anak tersebut untuk segera melengkapinya
Pentingnya vitamin A untuk membantu melawan penyakit
Sampai dengan usia enam bulan, ASI merupakan sumber utama vitamin A jika ibu memiliki vitamin A yang cukup berasal dari makanan atau suplemen.
Anak yang berusia enam bulan sampai lima tahun dapat memperoleh vitamin A dari berbagai makanan seperti hati, telur, ikan, minyak sawit merah, mangga dan pepaya, jeruk, ubi sayur daun dan wortel.
Anak yang kekurangan vitamin A kurang mampu melawan berbagai potensi penyakit yang fatal dan berisiko rabun senja. Anak yang mendapatkan kesulitan melihat waktu senja dan malam hari kemungkinan mengalami kekurangan vitamin A. Anak tersebut harus dibawa untuk diobati dengan memberikan suplemen vitamin A dosis tinggi oleh tenaga kesehatan terlatih
Anak yang kekurangan vitamin A kurang mampu melawan berbagai potensi penyakit yang fatal dan susu dan hasil ternak serta jenis makanan lainnya. Dibeberapa negara di mana kekurangan vitamin A telah terjadi secara luas, dan anak sering meninggal karena diare, dan campak, vitamin A dalam betuk kapsul dosis tinggi dibagikan dua kali dalam setahun kepada anak usia enam bulan hingga lima tahun.
Didaerah yang dikenal atau diduga banyak anak menderita kekurangan vitamin A, semua anak yang menderita diare tersebut harus diberikan suplemen vitamin A, jika mereka belum menerima vitamin A dalam satu bulan terakhir, atau jika mereka belum menerima vitamin A rutin dalam kurun waktu empat hingga enam bulan.
Anak yang menderita campak harus segera menerima vitamin A pada hari pemeriksaan, dan kemudian satu dosis pada hari berikutnya serta satu dosis lagi paling tidak dua minggu kemudian. Tablet Zinc dapat juga diberikan selama 10-14 hari untuk (1) mengurangi tingkat kegawatan dan lamanya diare atau (2) untuk melindungi anak terhadap diare hingga dua bulan dari serangan diare berikutnya. Dosis untuk anak usia enam bulan, adalah 20 miligram dalam satu hari, untuk anak usia dibawah enam bulan adalah 10miligram setiap harinya.